Esok, 30 September 2021 jadi peringatan kejadian perlawanan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau G30S PKI. Tahun ini, penyiaran film G30S PKI jadi pro dan kontra, satu diantara yang menggerakkan pemutarannya yaitu politikus Partai Gerindra Fadli Zon.
“Semestinya @TVRINasional siarkan film Pengkhianatan G30S PKI,” kata Fadli Zon di akun Twitternya, Selasa, 28 September 2021.
Menurut Fadli Zon, penyiaran film G30S PKI tak pernah melupakan penggulingan PKI.
“Mudah2an tidak ada telephone untuk menggagalkan tayangan menonton film ini. Luar biasa @tvOneNews. Jangan sampai lupa yang ingin kudeta berkali2 ialah PKI. Yang ingin ganti Pancasila dan jadikan RI negara komunis PKI.” tutur Fadli Zon, Jumat, 24 September 2021.
Tv One akan menyiarkan film Pengkhianatan G30S PKI pada Kamis, 30 September 2021 jam 21.00 WIB.
Film Pengkhianatan G30S PKI pertama kali launching pada 1984. Film karya Arifin C. Noer ini jadi tontonan penting saat Orde Baru.
Walau dipandang seperti salah satu film yang menyingkap urutan kejadian kudeta pada 30 September 1965, film ini bukan kreasi dokumenter.
Ada banyak episode di film yang tidak sesuai realitas waktu itu. Seperti di saat episode memberikan peta Indonesia, terlihat dalam peta daerah Timor Timur telah masuk daerah NKRI.
Walau sebenarnya, Timor Timur baru masuk daerah Indonesia di tahun 1976. D.N. Aidit juga dilukiskan dalam film itu sebagai seorang perokok berat dan benar-benar misteri. Walau sebenarnya, menurut salah satu buku mengatakan D.N. Aidit bukan seorang perokok.
Arifin C. Noer mengakui jika dirinya lebih banyak berimajinasi daripada lakukan interograsi. hal itu karena susahnya memperoleh data atau menginterviu figur G30S yang telah terlanjur hilang atau wafat.
dikutip dari wikipedia, Gerakan 30 September (dalam document pemerintahan tercatat Pergerakan 30 September/PKI, kerap disingkat G30S/PKI), Gestapu (Pergerakan September Tiga Puluh), atau Gestok (Pergerakan Satu Oktober).
ialah sebuah kejadian yang terjadi setelah lewat malam di tanggal 30 September sampai awal bulan setelah itu (1 Oktober) tahun 1965 saat tujuh perwira tinggi militer Indonesia dan sebagian orang lainnya dibunuh pada suatu usaha kudeta (yang nyaris sekalian).
Film ini, semenjak robohnya Orde Baru dan masuk ke zaman reformasi sudah tidak diputar kembali.