Pemerintah Persiapkan Tempe Untuk Go International 

Azza Azzahra

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan tempe terus akan dipropagandakan ke dunia atau Go International. Karena itu, beberapa cara diatur supaya makanan olahan fermentasi kedelai itu dapat dikenal luas.

“Terkait dengan gastrodiplomacy, kami terus akan bekerjasama dengan kementerian/instansi yang lain mengenai bagaimana tempe jadi keunggulan Indonesia,” kata Menparekraf dalam Weekly Press Briefing, Senin, 5 Oktober 2021.

Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian UMKM, dan konsulat jenderal Indonesia di luar negeri akan diikutsertakan dalam gastrodiplomasi. Ini mengingat tempe jadi sisi dari kampanye Indonesia Spice Up the World yang bakal berjalan sampai 2024.

“Ini program kolosal, kerjasama tingkat massal dalam payung Indonesia Incorporated. Maksudnya untuk menggerakkan kulineran-kuliner Indonesia, seperti tempe, untuk go-international,” kata Sandiaga.

tempe go internasional

Selain promo langsung, pihaknya menggandeng Google dan Indonesia Gastronomy Network untuk mengurus situs khusus yang mempromokan kekayaan kulineran Indonesia, termasuk tempe. Situs kulineran itu dinamai Spice Up The World yang bakal termuat di Google Arts and Culture.

“Kemenlu sendiri sudah lakukan gastrodiplomasi dengan mengadakan beberapa moment di luar negeri,” tambahnya.

Disamping itu, dia telah memberikan tugas Staff Pakar sektor Pengembangan dan Kreasi Kemenparekraf Joshua Simanjuntak untuk berunding dengan perwakilan Forum Fermentasi Nusantara.

Keduanya akan mengolah program Tempe for Life yang mempunyai tujuan memperkenalkan produk tempe ke dunia. “Sehingga Indonesia bukan hanya dikenali akan batik, wayang, atau keris, tapi juga tempe di waktu yang akan datang,” dia menambahkan.

Amadeus Driando Ahnan Winarno, kuliah di Doctoral of Philosophy in Food Science University of Massachusetts Amherst. Ia perkenalkan tempe sebagai makanan yang bantu kesehatan global.

Sandiaga mengemukakan jika customer di Kansai, Jepang, akan segera dapat nikmati tempe produksi Indonesia melalui jaringan supermarket paling besar di sana, Gyomu Supaa.

Dilansir dari Antara, Konjen RI di Osaka mengatakan masuknya tempe Indonesia ke pasar Jepang, sebagai hasil penandatanganan kontrak pesan ulang antara PT Arumia Karisma Indonesia dengan Kobe Bussan Co.Ltd dengan volume sampai 13,8 ton, pada Rabu, 29 September 2021.

Konsul Jenderal RI di Osaka, Diana ES Sutikno menjelaskan aspek kualitas dan keamanan yang tinggi, serta paket yang menarik dan ringkas sebagai poin utama dalam memastikan kenaikan penetrasi pasar dan kebersinambungan export produk pangan Indonesia ke Jepang.

Dia mengatakan jika produk minuman dan makanan Indonesia harus memiliki hasil tes lab yang dianggap Jepang.

“Ini tidak lepas dari peranan Badan POM dalam memastikan produk kualitas export betul-betul aman dan sesuai standard internasional,” tutur Diana.

Sementara, Presiden Kobe Bussan Co. Ltd Jepang Hirokazu Numata mengatakan tidak menduga warga Jepang menyenangi tempe Indonesia. katanya, makin disukai oleh masyarakat Jepang karena termasuk makanan bergizi serta sehat. Dia juga putuskan pesan ulang dalam jumlah yang semakin besar dari Indonesia.

Peninggalan Budaya Bukan Benda

tempe warisan budaya

Awalnya, Indonesia berusaha ajukan tempe sebagai bagian peninggalan budaya takbenda UNESCO sejak beberapa tahun lalu. Tetapi, perjalanan itu memakan waktu lebih panjang lagi.

“Karena wabah, tidak ada pembicaraan lagi dengan Kemdikbud (Kementerian Penddikan dan Kebudayaan). Tahun ini akan disodorkan kembali,” kata Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Hardinsyah.

Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid, menjelaskan jika tempe pernah diulas dalam sidang tingkat nasional untuk disodorkan ke UNESCO. Tetapi, team penilai saat itu memutuskan gamelan yang hendak disodorkan.

Berkaitan lanjutan registrasi tempe sebagai peninggalan budaya takbenda, Farid menambah, saran itu selalu dibuat komunitas pendukung. Mereka yang bakal presentasi di depan team penilai, akan terbagi dalam beberapa ahli.

“Hasil team penilai setelah itu diungkapkan di Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) yang selanjutnya membuat keputusan akhir. Seterusnya saran akan diutarakan pada Komite ICH,” ucapnya menerangkan perjalanan yang bakal dilewati tempe untuk dapat terdaftar dalam kategori itu.

Also Read

Ads - Before Footer