Yanti (58) beserta suaminya Eri (58) benar-benar shock saat jualannya yang berupa kerak telor diborong habis oleh polisi. Mulanya Yanti tak tahu bahwa polisi yang memborong habis dagangannya itu merupakan seorang nomor satu dijajaran kepolisian di Polda Riau yaitu Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Pasangan suami istri itu ditemui sedang berjualan makanan khas Betawi di depan ruko tepi Jalan Imam Munandar, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Jumat (23/7/2021) malam.
Yanti mulai menggelar dagangannya setelah maghrib dan baru laku dua porsi, adapun kerak telor ayam atau telor itik ia jual Rp 20.000 per porsinya. Sekitar jam 22.00 WIB, tiba-tiba ada rombongan polisi berpakaian dinas lengkap dan membawa mobil patroli mendatangi lapaknya.
Kedatangan polisi itu dalam rangka sedang patroli dengan skala besar sembari membagikan bantuan sembako untuk para pedagang kecil yang terdampak pandemi.
Raut muka Yanti kelihatan sedikit pucat ketika melihat kedatangan aparat kepolisian serta TNI. Yanti sudah rela seandainya ia disuruh menutup lapaknya. Karena, Kota Pekanbaru saat ini memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Level 3.
Pedagang kaki lima hanya diijinkan berjualan sampai jam 21.00 WIB. Raut wajah pucat Yanti mendadak berubah senyuman. Alasannya, dagangannya diborong seluruhnya oleh Kapolda Riau.
“Bu, saya Kapolda Riau. Dagangan ibu saya borong semua, ya. Berapa semuanya? Tapi, setelah ini pulang ke rumah. Besok kalau jualan lagi pakai take away (bungkus) aja, ya untuk mencegah penularan Covid-19. Selalu terapkan protokol kesehatan,” ujar Kapolda Riau.
Yanti bergeming sejenak mendengar kata diborong seluruhnya. Dengan nada sedikit kaku, dia menjawab seluruh dagangannya dengan harga Rp 1, 3 juta. Kapolda Riau langsung membayar kontan kepada ibu 4 anak itu.
Terlebih lagi, Kapolda Riau serta menawarkan kepada Yanti beserta suaminya buat berjualan di Markas Polda ( Mapolda) Riau di Jalan Pattimura, Kota Pekanbaru.” Besok pagi ( pagi ini) silahkan berjualan di Polda Riau pukul 10.00 Wib. Di situ banyak polisi yang beli dagangan ibu. Jika belum vaksin sekaligus vaksin,” ucap Agung.
Yanti serta suaminya kompak mengiyakan.” Iya, Pak Kapolda. Insya Allah kami hadir,” jawabnya.
Sepanjang pelaksanaan pengetatan PPKM di Pekanbaru, Yanti mengaku sepi pembeli kerak telor. Semalam, dagangannya hanya terjual satu hingga tiga porsi.
“Bahkan, pernah tidak ada yang beli sama sekali. Teramat susah cari uang karena Covid-19 ini,” ujar Yanti, yang telah lima tahun berdagangan kerak telor ini.
Selain jualannya diborong, Kapolda Riau juga membagikan paket sembako untuk Yanti. “Alhamdulillah, saya dibantu sama Kapolda Riau di masa sulit ekonomi akibat pandemi ini. Terima kasih sekali. Saya sangat senang dan bersyukur atas bantuan ini,” lanjutnya.
“Bantuan ini sangat diperlukan mereka yang terdampak pandemi Covid-19,” ujar Agung yang didampingi beberapa pejabat utama di lingkungan Polda Riau. Bantuan itu disebar ke beberapa titik di Pekanbaru. Ada yang di dalam kota sampai ke daerah perbatasan. Agung menyaksikan ternyata masih banyak penjual kecil yang mencari rezeki sampai larut malam.
“Tentu kita harapkan bisa dikelola dengan baik untuk bisa tetap menjaga protokol kesehatan yanga paling utama. Kemudian, mereka yang rentan ini bisa divaksin. Warga yang kita temukan belum vaksin, kita minta divaksinasi ke Gedung Vaksin Center Polda Riau,” ujar Agung Ia mengungkapkan, dalam keadaan pandemi ini kita harus sama-sama bergandeng tangan, sama-sama mengisi serta saling membantu.
Baginya, seperti apapun bantuan yang dibagikan akan sangat berguna untuk yang membutuhkan. “Bantuan yang kita berikan kepada pedagang kerak telor serta pedagang lainnya mungkin masih kecil. Tapi, saya yakin ini sesuatu yang bisa dimanfaatkan,” pungkasnya.