Saham emiten anyar PT Bukalapak.com Tbk. melesat serta langsung merasakan auto reject atas (ARA) waktu pertama kalinya diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (6/8/2021).
Saham emiten berkode BUKA itu membuka perdagangan di tingkat Rp. 850 per saham serta langsung melejit 24,74 % ke tingkat Rp. 1.060 per saham.
BUKA ditransaksikan sejumlah 983 kali dengan volume saham yang tersebar 223 juta unit. Adapun nilai transaksi bisnis terdaftar sampai Rp. 236 miliar.
Bukalapak sudah sah mencatat efeknya pada Jumat (6/8/2021) dan jadi emiten tercantum ke-28 yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
BUKA tawarkan sekitar 25,76 miliar lembar saham ke masyarakat atau 25 % dari keseluruhan modal diletakkan dan disetorkan penuh, pada harga penawaran Rp. 850 per saham.
Dengan begitu, perseroan mendapat dana segar sampai Rp. 21,9 triliun dari IPO. Ini adalah dana hasil pengumpulan paling besar sejauh riwayat Bursa Efek Indonesia.
BUKA merencanakan memanfaatkan 66 % dana dari IPO menjadi modal kerja. Sisanya 34 % akan dipakai untuk modal kerja di entitas anak.
Tersisa dana sejumlah 34 % dana dari IPO itu idenya akan dipakai buat enam anak perusahaan Bukalapak. Di mana perusahaan akan membagikan masing-masing 15 % untuk PT Buka Mitra Indonesia, dan PT Buka Usaha Indonesia untuk modal kerja.
Dan empat entitas anak yang lain bakal memperoleh masing-masing 1 % dana IPO BUKA untuk modal usaha. Ke-4 perusahaan itu yakni PT Buka Investasi Bersama, PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte. Ltd, serta PT Five Jack.
Awalnya, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin memaparkan jika perusahaan dalam setahun lebih ini sudah meningkatkan platform Partner Bukalapak dengan mendigitalisasi UMKM lewat beberapa warung atau perseorangan yang bertempat di luar kota-kota besar.
“Bukalapak yaitu satu diantara perusahaan tehnologi pertama kali yang membuat satu diantara jalan keluar digitalisasi umkm offline,” ujar Rachmat pada acara paparan publik.
Ia mengatakan platform Mitra Bukalapak menjadi sisi dari perubahan dan pengembangan perusahaan dari e-commerce yang layani pasar online menjadi all commerce yang melayani semua orang.
Mitra Bukalapak juga diakui menjadi jembatan di antara ruangan online dan off-line sekarang ini. Disamping itu, ia mengutarakan jika dengan terdigitalisasinya warung ini akan menolong UMKM untuk naik kelas dan berkompetisi dengan warung retail kekinian yang ada sekarang ini.
“Bukalapak sekarang ini kemungkinan belum jadi perusahaan tehnologi yang transaksi bisnisnya terbesar, miliki modal terbanyak atau terpopuler. Konsentrasi kami yaitu menjadi perusahaan all-commerce yang terbaik serta yang terdepan dalam memberi jalan keluar untuk pedagang UMKM baik online, offline. Dan orang baik di kota besar, kota kecil ataupun di kampung,” ujar Rachmat.
tags : bukalapak,perusahaan,saham,mitra bukalapak,pt buka,bursa efek,efek indonesia,bursa efek indonesia